Menanggapi tantangan dan dinamika pengelolaan perguruan tinggi, Majelis Senat Akademik (MSA) Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) yang terdiri dari 21 perguruan tinggi negeri di Indonesia terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi Indonesia. Menyadari peran senat akademik dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi, MSA PTN-BH telah merancang sebuah inisiatif dalam bentuk ‘High Level Meeting on Academic Affair for Higher Education:
Comparative Case Study Between France and Indonesia’. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama pendidikan tinggi antara Pemerintah Prancis dan Pemerintah Indonesia yang secara kelembagaan dimulai pada tahun 2009 dengan pembentukan Indonesia-France Joint Working Group (JWG) di bidang Pendidikan Tinggi dan Penelitian. Sejak itu, JWG telah mengadakan pertemuan tahunan secara bergantian di Indonesia dan Prancis, dengan secara signifikan memperluas keanggotaan dan kegiatannya.
Inisiatif ini bertujuan untuk mengatasi isu-isu akademik yang muncul di kedua negara dengan membandingkan strategi dan sistem pendidikan yang diterapkan di perguruan tinggi di Indonesia dan Prancis. Dengan mempelajari sistem pendidikan kedua negara, kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi praktik-praktik terbaik dari Prancis, sebuah negara yang dikenal dengan sistem pendidikan tingginya yang maju, dan menerapkan wawasan ini untuk meningkatkan pengelolaan perguruan tinggi di Indonesia. Bagi Indonesia, memahami model pendidikan negara lain, terutama Prancis, sangat penting karena sistem pendidikan Indonesia terus berkembang dan mencari perbaikan.
Sistem Pendidikan Tinggi Prancis
Sistem pendidikan Prancis terkenal karena kehadiran negara yang kuat dalam organisasi dan pendanaan pendidikan, diatur oleh Kementerian Pendidikan Tinggi dan Penelitian Prancis. Negara menetapkan kurikulum terperinci di semua tingkat pendidikan, mengatur perekrutan dan pelatihan guru, serta menjadi sumber utama pendanaan untuk pendidikan publik. Namun, sejak proses desentralisasi dimulai pada tahun 1980-an, pemerintah daerah telah memainkan peran yang semakin penting dalam tata kelola, memastikan pelaksanaan sistem pendidikan di tingkat lokal. Pendidikan tinggi Prancis dibagi menjadi universitas (“Université”) dan perguruan tinggi (“Grandes Ecoles”), dengan “Baccalauréat” sebagai prasyarat untuk masuk universitas. Sistem ini mengikuti kesepakatan “Sarjana – Magister – Doktor (S-M-D)” dari Proses Bologna, mempromosikan kesetaraan dalam sistem pendidikan internasional melalui jalur gelar yang terstruktur.
Selain kerangka kerja pendidikan, Prancis unggul dalam penelitian melalui lembaga-lembaga seperti CNRS (The French National Centre for Scientific Research), sebuah organisasi penelitian publik interdisipliner di bawah pengawasan administratif Kementerian Pendidikan Tinggi dan Penelitian Prancis. CNRS melakukan penelitian ilmiah untuk kepentingan kemajuan teknologi, sosial, dan budaya, dengan tujuan mentransfer hasil penelitian untuk kepentingan masyarakat, berbagi pengetahuan, melatih melalui penelitian, dan berkontribusi pada kebijakan ilmiah.
Target Kunjungan dan Tujuan Kegiatan
Tujuan pertemuan tingkat tinggi ini termasuk mengeksplorasi pengelolaan kebijakan pendidikan tinggi di Prancis, memahami bagaimana universitas menafsirkan dan menerapkan kebijakan visi dan misi negara, serta mempelajari tentang otonomi dalam tata kelola universitas. Lembaga-lembaga spesifik yang menjadi target kunjungan adalah:
- Kementerian Pendidikan Tinggi dan Penelitian Prancis: Untuk mengeksplorasi pengelolaan kebijakan pendidikan tinggi di Prancis dan mengumpulkan wawasan untuk pengelolaan PTN-BH di Indonesia.
- Universitas Terpilih: Untuk memahami bagaimana universitas menerapkan kebijakan negara, mengelola otonomi, dan mencapai visi dan misi mereka.
- CNRS (The French National Centre for Scientific Research): Untuk mendapatkan inspirasi tentang hubungan antara pendidikan tinggi dan lembaga penelitian.
- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI): Untuk mengembangkan diskusi dengan Duta Besar Indonesia dan Attase Pendidikan dan Kebudayaan di Prancis untuk kerjasama yang lebih kuat.
Delegasi Pertemuan Tingkat Tinggi di Bidang Pendidikan Tinggi
Delegasi terdiri dari perwakilan senat dari 21 PTN-BH di Indonesia, dengan setiap universitas diwakili oleh dua pemimpin senat.
Kegiatan
Kegiatan dijadwalkan sebagai berikut:
Hari 1/2 (14-15 Oktober): Perjalanan ke Prancis
Hari 3 (16 Oktober): Kunjungan ke Kementerian Pendidikan Tinggi dan Penelitian Prancis dan CNRS
Hari 4 (17 Oktober): Kunjungan dan tur Université PSL, Institut Polytechnique de Paris, Sorbonne University, dan University Paris-Saclay
Hari 5 (18 Oktober): Kunjungan kehormatan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia dan diskusi dengan Attase Pendidikan dan Kebudayaan
Hari 6/7 (19-20 Oktober): Kembali ke Indonesia
Pertemuan tingkat tinggi ini bertujuan untuk mendorong pertukaran pengetahuan dan praktik terbaik dalam pengelolaan pendidikan tinggi antara Prancis dan Indonesia, berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan tinggi Indonesia melalui perbaikan yang informatif dan strategis.