Sidang Paripurna Majelis Senat Akademik Perguruan Tinggi Badan Hukum dengan tema “Rekognisi Internasional Perguruan Tinggi Indonesia Melalui Peningkatan Ranking QS” diadakan di Universitas Gadjah Mada pada 11-12 November 2022, bertujuan untuk membangun diskusi dan memberikan sumbang saran terkait upaya peningkatan ranking QS serta menggalang kerja sama antar PTN-BH, untuk mencapai hasil maksimal dalam setiap kriteria pemeringkatan QS. Acara ini dihadiri oleh Ketua dan Sekretaris Senat Akademik, Ketua Komisi Senat Akademik dari 16 PTN-BH, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Rektor Universitas Gadjah Mada, serta pembicara dari berbagai universitas ternama di Indonesia.
Pada tanggal 11 November 2022, sidang dibuka dengan paparan mengenai Science Techno Park (STP) oleh Dr. Hargo Utomo, MBA, dan Pusat Inovasi Agro Teknologi oleh Dr. Ir. Taryono, M.Sc., yang diikuti dengan wisata ilmiah ke Science Techno Park dan Pusat Inovasi Agro Teknologi.
Hari berikutnya, sidang dimulai dengan sambutan dari Prof. Dr. Sulistiowati, S.H., M.Hum. (Ketua Senat Akademik UGM), Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.D., Sp.PD.K-GH.FINASIM (Ketua Majelis Senat Akademik), dan Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D. (Rektor UGM).
Dalam sesi pemaparan, beberapa pembicara membahas topik-topik penting terkait peningkatan mutu dan rekognisi internasional. Prof. Ir. Nizam M.Sc, DIC, Ph.D., IPU, ASEAN Eng. (Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi) menyampaikan kebijakan peningkatan reputasi internasional PTN-BH melalui pemeringkatan QS Ranking. Prof. Indra Wijaya Kusuma, M.B.A, Ph.D. (Kepala Kantor Jaminan Mutu, UGM) dan Dr. Eng. Yosi Agustina Hidayat, S.T., M.T. (Ketua Tim Taskforce WCU, ITB) berbagi praktik terbaik pengelolaan mutu melalui rekognisi internasional di UGM dan ITB. Pembicara lainnya, seperti Prof. Dr. Techn. Djoko Triyono (UI), Prof. Badri Munir Sukoco, S.E., M.BA., Ph.D. (Unair), dan Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S. (IPB), juga menyampaikan pengalaman mereka dalam pengelolaan mutu di institusi masing-masing.
Setelah pemaparan, sidang dilanjutkan dengan Sidang Paripurna Senat Akademik 16 PTN-BH dan Sidang Komisi yang membahas berbagai kriteria pemeringkatan QS, seperti kurikulum berbasis capaian program, peningkatan sitasi dosen, komersialisasi hasil penelitian, mobilitas internasional dosen dan mahasiswa, serta jejaring internasional. Diskusi ini dipimpin oleh para pemantik dan moderator yang berpengalaman, menghasilkan strategi-strategi kolaboratif untuk meningkatkan daya saing bangsa di kancah internasional.
Majelis Senat Akademik PTN-BH bersepakat untuk mengubah cara pandang mengenai World Class University (WCU) dari persaingan antar 16 PTN-BH menjadi upaya kolaboratif dalam meningkatkan daya saing bangsa. Dengan demikian, PTN-BH tidak lagi melihat satu sama lain sebagai pesaing, tetapi sebagai mitra dalam mencapai ranking dunia.
Acara ini ditutup dengan ucapan terima kasih kepada semua pembicara dan peserta yang telah berkontribusi aktif, serta harapan bahwa pertemuan ini menghasilkan pemikiran cemerlang dan agenda strategis bersama dalam mendorong rekognisi internasional perguruan tinggi Indonesia. Melalui kolaborasi dan kerja sama yang erat, diharapkan perguruan tinggi Indonesia dapat semakin bersaing di kancah global, meningkatkan peringkat QS, dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan bangsa.