Dalam era disrupsi yang ditandai dengan kemajuan pesat teknologi digital, pendidikan tinggi dihadapkan pada tantangan dan peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya. Masyarakat informasi 4.0, yang dicirikan oleh kemunculan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), Robotics, Blockchain, dan Big Data, telah mengubah cara hidup, bekerja, dan belajar manusia. Pendidikan tinggi tidak bisa mengabaikan dinamika ini; sebaliknya, harus merespons dengan cepat dan cerdas untuk menjaga relevansi dan kualitasnya di tengah gelombang perubahan ini.
Sidang Paripurna Majelis Senat Akademik PTN-BH di Universitas Syiah Kuala, yang berlangsung pada 25-27 Agustus 2023, bertema “Memperkuat Pendidikan Tinggi yang Berkarakter di Era Masyarakat Informasi 4.0.” Agenda ini menghadirkan diskusi mendalam tentang bagaimana perguruan tinggi di Indonesia dapat memperkuat pendidikan berkarakter di tengah tantangan transformasi digital. Diikuti oleh 21 universitas PTN-BH, sidang ini menjadi platform penting untuk berbagi gagasan dan praktik terbaik dalam penegakan nilai-nilai pendidikan tinggi yang berkarakter.
Sidang ini menyoroti urgensi bagi pendidikan tinggi untuk merespons perkembangan teknologi yang masif, sambil tetap berpegang pada prinsip-prinsip pendidikan berkarakter. E-learning, misalnya, diakui sebagai salah satu transformasi penting dalam pendidikan abad ke-21, memungkinkan proses belajar mengajar yang lebih interaktif dan fleksibel. Namun, perkembangan teknologi ini juga menghadirkan tantangan etis, termasuk risiko ketergantungan pada teknologi yang dapat mengisolasi manusia dari interaksi sosial yang nyata.
Masyarakat informasi Indonesia, yang memiliki karakter beragam dari berbagai tingkat literasi teknologi, menghadirkan tantangan unik. Perguruan tinggi harus mampu menyesuaikan pendekatannya untuk memenuhi kebutuhan berbagai segmen masyarakat, dari yang masih berada dalam fase masyarakat berburu-meramu hingga yang sudah memasuki masyarakat informasi 4.0. Hal ini membutuhkan penguatan literasi digital yang merata di seluruh lapisan masyarakat.
Dalam sesi sidang komisi, peserta membahas berbagai isu strategis, seperti penguatan kebijakan akademik dan tata kelola teknologi informasi untuk mendukung pendidikan berkarakter, serta inovasi riset dan pengabdian masyarakat yang relevan di era digital. Kesimpulan sidang menekankan pentingnya pengembangan kebijakan yang responsif terhadap perkembangan teknologi informasi, serta perlunya kolaborasi antar-PTN-BH dalam mengatasi tantangan bersama.
Sidang Paripurna ini juga menyadari pentingnya humanisasi teknologi, konsep yang diusung oleh Jepang melalui “Society 5.0,” yang menempatkan manusia sebagai pusat perkembangan teknologi. Dalam konteks ini, pendidikan tinggi di Indonesia diharapkan mampu membentuk karakter mahasiswa yang tidak hanya unggul dalam pengetahuan dan keterampilan teknis, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan moral yang kuat.
Sebagai penutup, Sidang Paripurna Majelis Senat Akademik PTN-BH di Universitas Syiah Kuala menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat pendidikan tinggi yang berkarakter, sebagai fondasi untuk menghasilkan sumber daya manusia unggul yang siap menghadapi tantangan era masyarakat informasi 4.0. Kolaborasi antaruniversitas dan dialog terbuka dengan pemerintah menjadi kunci untuk memastikan bahwa pendidikan tinggi di Indonesia tidak hanya mengikuti arus perubahan, tetapi juga menjadi penggerak utama dalam menciptakan masa depan yang lebih baik.